Hikayat Sri Rama
On Tuesday, July 13, 2010
0
komentar
Maharaja rawana dibuang ke Bukit Seredip. Di Bukit itu ia bertapa dengan cara yang paling hebat : kakinya digantung, kepalanya di bawah. Selama dua belas tahun ia bertapa. Tuhan lalu mengasihinya dan mengirim nabi Adam untuk menanyai apa kehendaknya. Rawana memohon empat kerajaan pada Tuhan : satu kerajaan dalam dunia, satu kerajaan dalam keinderaan, satu kerajaan di dalam Bumi, dan satu lagi di dalam laut. Permohonan Rawana disetujui Tuhan dengan syarat , Rawana harus memerintah dengan adil dan di larang mengerjakan pekerjaan haram. Dalam naskah lain disebut juga dilarang menganggu anak isteri orang.
Dikerjakannya di keinderaan , Rawana kawin dengan Puteri Nila Utama dan Beranakan Indra Jat. Genap dua belas tahun, Indra Jat dirajakan di Keinderaan. Dikerajaannya yang di Bumi, Rawana kawin dengan puteri Pertiwi Dewi dan mempunyai anak Patala Maharayan. Sesudah genap umur , Patala Maharayan di rajakan di Bumi. Di kerajaannya yang di dalam laut. Di dunia rawana membuat sebuah negeri yang sangat indah. Negeri itu ialah Langkapuri. Maka Rawana pun menjadi raja yang adil di Langkapuri. Semua kerajaan di dalam dunia takluk kepada hukumnya. Yang masih belum takluk hanya empat buah negeri saja, yaitu Indraputri, Birausaha, Lekorkatakina, dan Aspaha.
Dasarata Maharaja , seorang raja yang gagah, pahlawan di negeri Isafa, tidak mempunyai Putera. Atas nasihat seorang brahmana baginda mengadakan acara Homam. Tidak lama akemudia kedua permaisuri baginda pun hamillah. ( dalam Shellabear karena memakan biji geliga yang diberikan oleh seorang brahmana ). Mandudari puteri yang lahir dari buluh betung beranakkan Rama dan Laksamana. Baliadri , beranakan Beradun, Citradan dan seorang anak perempuan Kikewi Dewi namanya ( anak perempuan ini tak disebut dalam Shellabear ).
Sri Rama adalah seorang anak raja yang elok parasnya dan gagah berani, tetapi nakal. Karena kenakalannya itu, sekalian menteri lebih senang kalau anak Baliadri , Beradan ataua Citradan yang di rajakan dalam negeri. Dasarata sendiri juga pernah dua kali berjanji akan merajakan anak-anak Baliadri dalam negeri karena jasa Gundiknya ini.
Rawana mendengar bahwa Dasarata sudah memperistrikan seorang puteri yang sangat elok parsnya. Timbul keinginan memilikinya ( puteri itu ). Rawana lalu datang dan meminta puteri itu kepada dasarata. Dasarata tidak keberatan. Mandudari segera diberitahu hal ini. Mandudari masuk ke bilik. Tidak lama kemudian keluarlah seorang puteri yang serupa dengan mandudari, Mandudaki namanya. Puteri itu lalu di bawa pulang oleh Rawana. Seketika itu juga keluarlah Mandudari dari biliknya dan menjelaskan apa yang sudah terjadi. Puteri yang di bawa Rawana bukanlah dirinya sendiri melainkan puteri yang dijadikan dari mengubah daki. Dasarata sangat gembira sebab isterinya tetap ada. Di samping itu , ia meminta seorang perempuan tua membawanya keistana Rawana. Pada malam hari meniduri puteri itu dan demikian ,. Menjadi ayah dari anak Rawana.
Setelah beberapa lamanya, mandudaki pun hamilah dan melahirkan seorang puteri yang sangat elok parasnya. Puteri itu ialah Sita Dewi. Menurut ramalan ahlinujum suami Sita Dewilah kelak yang akan membunuh Rawana. Rawana terlalu murka , mau rasanya membunuh Sita Dewi ketika itu juga. Atas rayuan Mandudaki , Sita Dewi di Taruh dalam peti besi yang dihanyutkan oleh Rawana. Sita Dewi diselamatkan dan dipelihara dengan baik Tak lama kemudia, masyurlah kepada segala Alam bahwa Maharesi Kali mempunyai seorang puteri yang sangat elok parasnya. Setelah umur sita dewi genap 12 tahun, Maharesi kali mengadakan sayembara untuk memilih menantu : barang siapa yang dapat mengangkat panah yang ada di halaman rumahnya dan dapat pula memanah pohon lontar dengan sekali terus empat puluh pohon, dia akan diterima menjadi suami Sita Dewi.
Banyaklah sudah anak raja yang besar-besar berkumpul di negeri Maharesi Kali. Yang tidak datang hanyalah anak-anak Dasarata. Maharesi Kali lalu pergi menjeput anak-anak Dasarata. Dengan hati yang berat, Dasarata melepaskan Sri Rama dan Laksamana pergi mengikuti Maharesi Kali ke Negeri Darwati Purwa. Dalam perjalanan , Rama sudah menunjukan keberaniannya. Raksasa Jagina ( Sh Jekin ) badak Naga ( ular ) yang selalu mengganggu perjalanan manusia habis ditewaskan.
Sayembara dimulai. Tetapi tidak seorangpun anak raja yang dapat dengan sekali panah , menerusi empat puluh pohon lontar. Rawana sendiri hanya dapat menerusi tiga puluh delapan pohon saja. Akhirnya dengan tenang Rama Masuk ke dalam gelanggang sayembara. Dengan sekali panah saja keempat puluh pohon lontar teruslah semuanya. Bukan main terkejutnya anak-anak raja yang berkumpul di situ. Dengan demikian , Rama pun beroleh Sita Dewi sebagai Isteri.
Untuk mencoba kearifan Rama Maharesi Kali Menyembunyikan Sita Dewidalam rumah berhala pula, ia mengatakan kepada Rama Bahwa Sita Dewi sudah hilang. Dengan mudah saja , Rama menemukannya Sita Dewi kembali. Dalam perjalanan pulang pula, empat orang anak raja putus asa mencoba menghalangi Rama. Tetapi semuanya dapat dikalahkan oleh Rama.
Segala persiapan sedang diadakan untuk menabalkan Rama dalam Negeri. Si budak Bungkuk menghasut Baliadri menuntut Dasarata supaya menunaikan janjinya , yaitu menabalkan anak-anak Baliadri. Apa daya kata raja tak dapat diubah maka terpaksalah Dasarata mengabulkan permohonan Baliadri. Rama dan Sita bersama-sama Laksamana lalu meninggalkan negeri dan pergi bertapa di dalam hutan.
Makan berjalanlah Sri Rama dan Laksamana di dalam hutan belantara. Di dlam perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa orang maharesi yang baik kepada mereka. Anggasa dewa, Kikukan, dan Wirata Sakti menjamu mereka dan mengajak Sri Rama bertapa sama-sama dengan mereka. Rama Menolak dan meneruskan perjalanan hingga sampailah di Bukit Indra Pawanam. Di sini ada seorang raksasa Purba. Ia mencoba melarikan Sita. Raksasa itu dibunuh oleh Rama. Maka Rama pun membuat tempat pertapaan di bukit ini.
………………………………………………………………………………………
Tidak lama kemudian , terdengar pula suara Rama meminta tolong. Sita mendesak laksamana pergi menolong Rama. Ketika Laksamana menolak, Sita menuduh laksamana. Dikatakannya bahwa laksamana ingin memilikinya seandainya Rama mati. Oleh karena tuduhan itu maka terpaksalah Laksamana pergi. Sebelum ia pergi ia menggores tanah dengan telunjuknya, maksudnya barang siapa yang melangkahi goresan ini akan kena tangkap.
Kemudian munculah Rawana sebagai seorang Brahmana yang miskin menderita dan meminta sedekah dari Sita. Sita yang tidak tahu apa-apa telah keluar dari goresan itu untuk meberi sedekah kepada Brahmana palsu itu. Dengan seketika juga, Sita dilarikan Rawana Burung Jentayu berusaha menolong Sita , tetapi tidak berhasil berhasil , malah diriny sendiri terbubunuh.
Ketika Rama dan Laksamana kembali , mereka bukan main kaget. Didapati Sita sudah hilang. Rama rebaha dan jatuh ditempat duduk Sita sampai beberapa hari tidak sadarkan diri. Sesudah Rama sadar kembali, mereka lalu pergi mencari Sita. Mula-mula mereka bertemu dengan kakak burung Jentayu yang memberi tahu mereka bahwa Sita sudah diculik oleh Rawana. Kemudian , mereka bertemu dengan Sugriwa yang diusir dari kerajaan oleh sauaranya Balya. Rama dan laksamana menolong Sugriwa merebut kerajaan kembali. Sebelum meninggal, Balya meminta Rama menjaga isteri dan kedua orang anaknya yang masing-masing bernama Anggada dan Anila. Balya memberi tahu Rama Bahwa yang dapat menolong Rama merebut Sita kembali Ialah Saudaranya yang bernama Hanuman.
Hanuman menyamar diri sebagai Maharesi dan menemui Sita Dewi di Istana Rawana. Hanuman menceritakan asal-usulnya dan Sita mengakuinya sebagai Anaknya. Kemudian , Hanuman memakan habis buah mempelam yang ada di dalam istana. Karena hal ini , dia ditangkap dan mau di bakar. Tetapi Hanuman melompat ke sana-sini, menyebabkan kebakaran yang besar. Hanuman juga mau membawa Sita Dewi ketempat Rama. Sita Dewi menolak pertama karaena , ia tidak mau dijamah oleh laki-laki lain melainkan Rama. Kedua , karena ia maukan mehormatan menyelamatkannya diberikan kepada Rama.
Sementara itu , pembinaan jembatan ( Titian ) hampir selesai. Gangga Mahasura , anak Rawana, berusaha membinasakan titian itu. Tetapi semua ikan dan ketam yang dikirimkan untuk melaksanakan tugas itu habis dibinasakan oleh Hanuman. Rawana mulai gentar dan berunding dengan saudara dan amenteri-menterinya tentang serangan Rama yang bakal datang itu. Bibusanam , menteri tua mengusulkan suapaya Sita dikembalikan kepada Rama. Rawana marah dan mau membunuh Bibusana yang terpaksa melarikan diri dan menyerah kepada Rama. Anak – anak Rawana, Indra Jat dan Kumbakara juga menganjurkan supaya Sita dikembalikan saja. Rawana tetap berkeras. Akhirnya, peperangan pun berlangsung anak-anak Rawana satu demi satu gugur dimedan perang. Mula –mula Buta Dapat, kemudia Patala Maharayan, Kemudian Indra Jat dan akhirnya Mula Patani. Selepas itu , keluarlah Rawana sendiri. Sesudah peperangan sengit, berpanah – panahan , akhirnya Rawana tewas juga. Dengan demikian , berakhirlah peperangan antara Rama dengan Rawana.
Masuklah Rama ke dalam kota Langkapuri. Rama tidak mau menerima Sita kembali , takut kalu-kalau Sita sudah diperkosa Oleh Rawana. Sita membuktikan kesuciannya dengan duduk didalam api yang menyala. Akhirnya berkumpullah Rama dan Sita Kembali.
………………………………………………………………………………………
Di tempat Maharesi Kala, Sita melahirkan anak, Tilawi ( Sh. Lawa ) namnya. Sekali peristiwa , Maharesi Kala membawa Tilawi berjalan-jalan. Tilawi tersesat jalan dan kembali sendiri ketempat Ibuya. Maharesi Kala takut kalu-kalau Tilawi sudah hilang, lalu memuja lalang. Dengan seketika terjadilah seorang anak laki-laki yang mirip dengan Tilawi. Anak tersebut diberi nama Kusa. Sesudah besar, Tilawi dan Kusa menjadi anak muda yang gagah berani. Banyak raksasa yang dibunuh mereka.
Sesudah beberapa lama, Rama pun sadar akan kesalahannya dan meminta Sita kembali. Setelah sita dewi pulang , segala mergastua pun berbunyi kembali dan Kikewi Dewin datang meminta ampun kepada Sita. Tilawi dikawinkan dengan puteri Indra Kusuma Dewi, Anak dari Indra Jat , dan dirajakan di dalam negeri Durja Pura. Kusa dikawinkan dengan Gangga Surani Dewi, anak Gangga Mahasura, dan dirajakan di dalam Negeri Langkapuri.
Setelah beberapa lama , Rama membuat negeri ditempat orang bertapa negeri itu dinamainya Ayodhya Pura Negara. Sesudah empat puluh tahun lamanya hidup bersuka – sukaan dengan Sita dalam pertapaan maka Sri Rama pun kembalilah dari Negeri yang Fana ke negeri yang Baka.